
Cerpen Kompas, 8 Juli 2012 – oleh Mashdar Zainal
Dari
kamar ibu yang tertutup melata kabut. Kabut itu berjelanak dari celah bawah
pintu. Merangkak memenuhi ruang tengah, ruang tamu, dapur, kamar mandi, hingga
merebak ke teras depan.
Awalnya,
orang-orang mengira bahwa rumah kami tengah sesak dilalap api. Tapi kian waktu
mereka kian bosan membicarakannya, karena mereka tak pernah melihat api
sepercik pun menjilati rumah kami. Yang ...